Transparan Lampung.com,Tanggamus -Belakangan ini,sejumlah orang tua siswa di kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung mengeluhkan mahalnya biaya study tour yang diselenggarakan oleh pihak sekolah baik swasta maupun negeri dan Kegiatan yang semula bertujuan menambah wawasan siswa justru menjadi beban finansial yang tidak ringan bagi sebagian keluarga.
Kegiatan study tour seperti ini kini semakin marak,dengan tujuan ke berbagai destinasi wisata,baik dalam daerah maupun luar daerah Meski dikemas sebagai kegiatan edukatif,tidak sedikit yang menilai program ini lebih mengarah pada liburan dan komersialisasi.
Menanggapi hal ini selaku anggota DPRD dari Fraksi Gerindra, Romzi Edy yang juga sebagai ketua Komisi IV DPRD Tanggamus.Ia meminta Bupati Tanggamus melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tanggamus untuk mengevaluasi dan membuat kebijakan tegas terkait study tour yang dilakukan oleh sekolah-sekolah ke luar kota atau perpisahan Siswa diluar sekolah.
“Kegiatan luar kelas seharusnya inklusif dan tidak membebani orang tua.Jangan sampai siswa merasa terdiskriminasi karena masalah biaya,”kata Romzi Edy Jumat (25/04/2025).
Lebih lanjut legislator dari partai besutan Prabowo Subianto ini mengungkapkan banyak menerima laporan dan keluhan para orang tua siswa baik melalui pesan WA pribadi maupun laporan melalui media sosial lainnya terkait kebijakan study tour tersebut.
Nah,hal tersebut seharusnya dihapuskan saja,cukup mengadakan perpisahan secara sederhana dan khidmat didalam sekolahan masing masing, bahkan surat edaran study tour dari dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten tanggamus belum dicabut sampai hari ini, dengan ketentuan yang berlaku tapi tidak terlalu tegas melarang.
"Ya,kami menerima aduan dari wali murid banyak yang mengeluh tentang kegiatan study tour sekolah,karena bagi kebanyakan orang tua siswa kegiatan study tour menjadi beban ekonomi keluarga mereka,ditambah lagi mengingat kondisi cuaca akhir akhir ini sedang musim hujan,badai dan petir tentu kondisine harus menjadi pertimbangan kita bersama,"tegasnya.
Jadi lanjutnya,demi keselamatan anak anak kita,ditambah lagi kondisi infrastruktur jalan hampir di semua daerah sedang tidak baik baik saja,hal ini juga bisa mengancam keselamatan perjalanan bagi anak anak yang melaksanakan study tour.
Dan ia juga menghimbau kepada Pemerintah kabupaten Tanggamus melalui Disdik mengevaluasi kegiatan study tour yang memakan banyak biaya dan membebankan orang tua siswa.
"Hasil aduan ke kami variasi ada yang besarnya Rp 270.000 untuk yang dalam kabupaten Rp 600,000 ke Tanggamus bahkan ada yang berencana keluar provinsi,Pastinya ini memberatkan walimurid Kalau misalnya anaknya ada dua orang atau tiga anak,berarti harus membayar berjuta-juta belum menyiapkan untuk biaya makan dan jajan selama di perjalanan,"kata Romzi Edy.
"Jadi ,dengan maraknya aduan dan keluhan dari masyarakat, maka direkomendasikan kegiatan Study tour sekolahan ditiadakan, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta,"pungkasnya (*/ydn).
0 Komentar