Transparan Lampung.com,Pesawaran— Akibat belum adanya realisasi perbaikan dari Pemerintah Kabupaten,warga yang memiliki sawah di atar tengah terpaksa akan melakukan kerja bakti atau swadaya untuk menggali saluran air irigasi tertutup oleh sedimentasi akibat banjir melanda yang terjadi beberapa waktu lalu.
Langkah ini diinisiasi oleh kepala Desa Sukajaya Pedada,Saadi Yusup bekerjasama dengan salah satu warga Sukajaya Pedada Ramli yang memiliki alat berat mini dan nantinya akan menggali atau mengangkat sedimen yang menutupi aliran air yang selama ini tertutup akibat endapan lumpur dan material sedimen.
Menurut Saadi Yusup mengatakan bahwa warga sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan kepada pihak pemerintah daerah kabupaten Pesawaran, namun hingga kini belum ada tindak lanjut.
“Kami sudah beberapa kali mengajukan usulan agar dilakukan pengerukan saluran ini,tapi karena belum ada tanggapan,akhirnya kami berunding dengan warga yang memiliki sawah untuk melakukan swadaya agar sawah tidak kekeringan,” ujarnya.
Nah,untuk kegiatan ini lanjut Saadi rencananya akan di mulai pada Minggu depan dimana dirinya bersama Ramli warga Sukajaya dan Saipudin warga Sukarame dan bersama sama warga yang memiliki sawah di lokasi Atakh Tengah akan melaksanakan kegiatan ini dengan swadaya.
"Untuk alat berat mini nanti dari pak Ramli, sedangkan biaya operasional nya seperti solar dan bayar operatornya warga siap melakukan swadaya ,"kata Saadi Yusup saat menghubungi wartawan Senin (13/10/2025).
“Sebenarnya kami berharap pemerintah daerah bisa cepat turun tangan,karena kalau dibiarkan, endapan sedimen akan makin parah tapi karna sudah lama tidak ada tindaklanjutnya makanya kami mengambil inisiatif melaksanakan swadaya ini,"ucapnya.
Akibatnya nanti lanjut dia, kalau tidak segera disikapi maka puluhan hingga ratusan hektar lahan persawahan milik warga di Atakh Tengah Desa Sukajaya Pedada dan beberapa desa lainya terancam tidak bisa digarap dan di perparah lagi kekeringan air melanda sepanjang aliran sungai di Desa Sukajaya.
"Ya,mudah mudahan kegiatan yang akan kita lakukan mulai Sabut -Minggu ini bisa berjalan apa yang menjadi harapan,"tegasnya.
Berita sebelumnya puluhan hingga ratusan hektar lahan persawahan milik warga di Atakh Tengah Desa Sukajaya Pedada dan beberapa desa lainya terancam tidak bisa digarap akibat aliran air dari kali yang menjadi sumber irigasi tertutup oleh sedimentasi akibat banjir melanda yang terjadi pada Selasa (29/07/2025) lalu.
Hal ini menyebabkan air tidak bisa mengalir ke saluran irigasi yang mengairi areal persawahan terutama di Atakh Tengahan wilayah Desa Sukajaya dan desa lainya di Kecamatan Punduh Pedada kabupaten Pesawaran.
Tentunya dengan kejadian ini para petani mengaku khawatir gagal tanam musim ini karena sawah mereka tidak mendapat pasokan air.biaasanya aliran kali tersebut menjadi tumpuan utama untuk mengairi sawah terutama saat musim tanam padi.
“Kejadian ini disebabkan terjadinya banjir beberapa Minggu lalu air tidak mengalir, karna tertutup akibat sedimen yang menutupi saluran irigasi padahal ini waktu mulai tanam.Kalau di biarkan begini terus, bisa gagal tanam,”kata Saadi selaku Kades Sukajaya Pidada saat dihubungi wartawan pada Rabu (06/08/2025).
Menurut Saadi bahwa tertutupnya aliran kali ini diduga akibat timbunan lumpur, akibat longsor terjadinya banjir yang melanda di kecamatan Punduh Pedada sehingga aliran air ini semua tertumpah di Desa Banding Agung dan tidak bisa mengalir ke Desa Sukajaya lataran tertutup saluran nya.
"Saya berharap kepada pemerintah daerah atau instansi terkait segera melakukan normalisasi dan menurunkan alat berat agar aliran air kembali lancar."ucapnya.
Lebih lanjut Saadi juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan laporan ke pihak kecamatan agar di teruskan dinas terkait seperti BPBD, Pertanian dan Dinas PU berharap ada penanganan segera sebelum musim tanam berakhir.
“Kalau tidak cepat ditangani, dampaknya bukan hanya gagal tanam, tapi juga bisa menimbulkan kerugian ekonomi bagi warga,” tegasnya.
Lebih lanjut Saadi juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menyampaikan laporan ke pihak kecamatan agar di teruskan dinas terkait seperti Dinas BPBD, Dinas Pertanian dan Dinas PU Pesawaran, berharap ada penanganan segera sebelum musim tanam berakhir.
“Kalau tidak cepat ditangani, dampaknya bukan hanya gagal tanam, tapi juga bisa menimbulkan kerugian ekonomi bagi warga desa,"pungkasnya ,(ydn).
0 Komentar