Mahasiswa Papua di Unila Suarakan Pentingnya Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045


transparanlampung.com///(Unila):---
Universitas Lampung (Unila) menggelar Diskusi Publik bertema “Peran Pendidikan dalam Mempersiapkan Generasi Muda dalam Menghadapi Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045”, pada Jumat, 3 Oktober 2025, di Aula gedung A, FKIP, Unila.


Acara ini menghadirkan narasumber anggota DPD RI Dapil Papua Pegunungan, Arianto Kogoya, S.E., dosen FKIP Unila, Meri Herlina, S.Pd., M.Pd., serta ketua DPD KNPI Provinsi Lampung, Iqbal Ardiansyah, S.Si., M.M.


Diskusi dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof. Dr. Sunyono, M.Si., yang hadir mewakili Rektor Unila. Ia dalam sambutannya menekankan, pendidikan merupakan kunci dalam memanfaatkan bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.


“Generasi muda tidak cukup hanya siap kerja, tetapi juga harus siap berkarya dan memimpin perubahan. Pendidikan harus membentuk karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis,” tegas Prof. Sunyono.


Ia juga memberikan pesan khusus kepada mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Lampung, khususnya di Unila, mereka adalah bagian penting dari keluarga besar Unila dan mozaik kebhinekaan bangsa.


Selain sambutan dari pihak universitas, Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Papua Se-Sumatera (KOMPASS) juga menegaskan pentingnya pendidikan bagi masa depan Papua dan Indonesia. Ia menyoroti bonus demografi bukanlah hadiah otomatis, tetapi harus dikelola dengan serius.


“Bonus demografi bukanlah anugerah yang datang otomatis. Jika kita lengah, jika pendidikan kita gagal, maka modal emas ini akan berubah menjadi bencana demografi sebuah bom waktu di mana jutaan pemuda hanya menjadi pengangguran terdidik,” ungkapnya.


Deserius Magai, ketua Ikatan Mahasiswa Papua Lampung (Ikmapal) juga menambahkan suara kritisnya dalam forum ini. Ia menekankan, pendidikan di Papua masih menghadapi banyak kendala yang harus segera diatasi.


“Kami berharap ada kebijakan pendidikan gratis di tanah Papua, sehingga generasi muda bisa mendapat akses setara dengan daerah lain. Kurikulum harus disesuaikan untuk memberdayakan potensi lokal, bahasa daerah, dan budaya Papua,” ujarnya.


Ia juga menyampaikan, mahasiswa Papua siap menjadi bagian penting dari generasi emas Indonesia 2045. “Kehadiran mahasiswa Papua di kampus-kampus bukanlah kelemahan, tapi sebuah kekuatan”.


Diskusi publik ini berlangsung interaktif dengan partisipasi aktif dan menjadi ruang penting untuk menegaskan kembali bahwa pendidikan adalah fondasi utama dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh anak bangsa. [Magang_Pricylla/Puspita/Louis]

0 Komentar